Informasi

asalamualaikm.....
PEMBERITAHUAN.... !!! KEPADA SELURUH ANGGOTA HIMPATINDO,,,, TELAH DIBUKA PENDAFTARAN SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL 2010 BERTEMPAT DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA. PENDAFTARAN TANGGAL 4 September - 7 November 2010.TIAP UNIVERSITAS MAKSIMAL 10 ORANG DELEGASI,,, UANG PEMBAYARAN 150.000 PER DELEGASI....

Untuk Peserta Umum Harga Tiket Rp. 100.000,- & Untuk Mahasiswa S1 Non-Delegasi Harga Tiket Rp. 50.000,-

ACARA DIADAKAN PADA TANGGAL 11 NOVEMBER 2010...
PEMBAYARAN DITRANSFER DI BANK MANDIRI SURABAYA NMR REKENING 142 00 0743554 7.......... a.n. Aodi Putri
cp : noeril : 081945710507
agastya : 085730257450

Dini:085755413800

Mencari Jawaban Meretas Minapolitan (opini)

MALANG tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih. Begitulah potret nasib kaum nelayan dari dulu hingga sekarang. Setiap hari mereka mencari dan menangkap ikan -terkadang mempertaruhkan nyawa- di tengah lautan ganas. Kendati begitu, justru kesengsaraan dan kemiskinanlah yang senantiasa menghampiri mereka. Penghasilan minim, ongkos operasional tinggi, harga ikan murah, dan sulitnya modal; itulah kondisi yang terus menghantui para nelayan.
Dan, kondisi itulah yang termaktub di dalam "Pedoman Umum Minapolitan Perikanan Tangkap (PUMPT)" yang disusun Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional KKP, Februari lalu.
Di negeri ini, tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayan masih rendah. Penyebabnya antara lain masih rendahnya produktivitas dan efisiensi usaha, tingginya biaya produksi, kurangnya keterampilan nelayan, dan manajemen usaha. Selain itu, masalah lain yang turut membuat sengkarut adalah rendahnya sumber daya nelayan, sulitnya akses permodalan, prasarana teknologi dan pemasaran, serta faktor sosial budaya yang kurang kondusif bagi kemajuan usahanya.
Kondisi nelayan itu makin sulit karena belum optimalnya integrasi perikanan tangkap di daerah pengembangan wilayah. Hal itu disebabkan, antara lain oleh persepsi otonomi daerah yang belum sinergis, belum optimalnya dukungan lintas sektor terhadap pengembangan sarana dan pra-saranaserta kurangnya aksesbilitas pembangunan fisik.
Keterpurukan inilah yang sepertinya menggugah Menteri Kelautan dan Per-ikanan Fadel Muhammad. Berlatar dari kenyataan itu, kementerian yang dipimpin Fadel coba meretas program Minapolitan Perikanan Tangkap (MPT), dan Palabuh-anratu didaulat sebagai daerah yang pertama kali melakukan hal itu.
"Visi Pak menteri dalam minapolitan ini menjadikan Indonesia sebagai produsen ikan tahun 2015. Sementara misinya hanya satu, menyejahterakan masyarakat perikanan dan kelautan," kata Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhan-ratu (PPNP) Ir. Arief Rahman Lamatta, M.M.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Mencari Jawaban Meretas Minapolitan (opini)"

Posting Komentar

comment..


ShoutMix chat widget