Informasi

asalamualaikm.....
PEMBERITAHUAN.... !!! KEPADA SELURUH ANGGOTA HIMPATINDO,,,, TELAH DIBUKA PENDAFTARAN SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL 2010 BERTEMPAT DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA. PENDAFTARAN TANGGAL 4 September - 7 November 2010.TIAP UNIVERSITAS MAKSIMAL 10 ORANG DELEGASI,,, UANG PEMBAYARAN 150.000 PER DELEGASI....

Untuk Peserta Umum Harga Tiket Rp. 100.000,- & Untuk Mahasiswa S1 Non-Delegasi Harga Tiket Rp. 50.000,-

ACARA DIADAKAN PADA TANGGAL 11 NOVEMBER 2010...
PEMBAYARAN DITRANSFER DI BANK MANDIRI SURABAYA NMR REKENING 142 00 0743554 7.......... a.n. Aodi Putri
cp : noeril : 081945710507
agastya : 085730257450

Dini:085755413800

42 Minapolitan peroleh bantuan kredit dari BNI

JAKARTA: Sebanyak 42 kawasan minapolitan kelautan dan perikanan akan mendapatkan alokasi kucuran dana kredit dari PT Bank Negara Indonesia (BNI).
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyatakan dari 42 kawasan minapolitan perikanan dan kelautan itu terbagi atas tiga sektor besar. "Untuk perikanan budidaya akan dialokasikan 24 kawasan yg akan mendapatkan kredit. Perikanan tangkap sebanyak 9 kawasan, dan garam sebanyak 8 kawasan," ujarnya, seusai mengikuti MoU antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan BNI di Jakarta hari ini.
Kawasan minapolitan untuk perikanan budidaya terdapat di beberapa wilayah antara lain Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Gorontalo. Kawasan minapolitan untuk perikanan tangkap terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bangka Belitung, Sumatra Utara, dan Maluku. Adapun kawasan minapolitan untuk garam terdapat di beberapa wilayah, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Menteri menjelaskan kredit yang dibutuhkan untuk pembangunan 42 kawasan minapolitan perikanan ini mencapai total Rp584,02 juta. Saat ini terdapat lebih kurang 300.000 orang yang berusaha di kawasan minapolitan.
"Dari 300.000 orang yang berusaha di kawasan minapolitan ini akan dipilih dan diprioritaskan mana yang akan mendapatkan kucuran kredit dari BNI," ujarnya.
Menurut Fadel, kerja sama kredit ini hanya dilakukan KemenKP dengan BNI. Dia mengatakan karena dari hasil rapat Menko Perekonomian diketahui bahwa BNI merupakan bank yang masih memiliki banyak slot kredit yang belum tersalurkan. "Jadi ini seperti gayung tersambut," katanya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pertemuan Sinkronisasi Pengembangan Kawasan Minapolitan

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melaksanakan pertemuan Sinkronisasi Pengembangan Kawasan Minapolitan yang diselenggarakan pada tanggal 3 – 6 Mei 2010, dan dibuka oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. Pertemuan yang diselenggarakan di Provinsi DIY tersebut dihadiri oleh instansi terkait yaitu, Bappenas, Ditjen. Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, P4W-Intitut Pertanian Bogor, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Bappeda dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota, serta praktisi yang berperan aktif dalam kegiatan pengembangan kawasan minapolitan.

Selanjutnya....>>>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pemerintah Janji Percepat Bangun Kawasan Minapolitan

Fadel Muhammad (foto: dok okezone)
INDRAMAYU - Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad mengunjungi sentra perikanan di Kabupaten Indramayu kemarin. Kunjungan Fadel di tempat pelelangan ikan (TPI) Karangsong, Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu ini untuk melihat kondisi TPI Karangsong yang akan dijadikan kawasan minapolitan atau kota perikanan.

Selengkapnya....>>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Konsumsi Ikan Masyarakat Indonesia Rendah

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengungkapkan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia masih jauh di bawah anjuran.

"Pada 2009 konsumsi ikan masyarakat Indonesia baru mencapai 30,17 kg per kapita per tahun atau masih di bawah anjuran Pola Pangan Harapan sebesar 31,40 kg per kapita per tahun," ujar Menteri Kelautan Dan Perikanan, Fadel Muhammad kepad wartawan dalam acara Festival Raya Lele Nusantara 2010, di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu (19/6/2010).

Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk Gemar Ikan, yakni gerakan masyarakat gemar ikan. Hal ini karena peningkatan konsumsi ikan mempunyai nilai strategis dalam memperbaiki kualitas sumberdaya manusia.

"Selain itu, peningkatan konsumsi ikan juga dapat meningkatkan perekonomian melalui sektor perikanan sebagai penggerak," tambahnya.
Selanjutnya...>>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Program Mina Pedesaan, KKP Anggarkan Rp400 M

JAKARTA - Selain pengembangan Minapolitan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga memiliki program nasional pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) yang akan mulai dilakukan pada 2011 mendatang. Menteri KKP Fadel Muhammad menyebutkan total anggaran KKP untuk PUMP ini yaitu sebesar Rp400 miliar dengan target penyaluran bantuan langsung masyarakat.

"Total anggaran KKP untuk PUMP sebesar Rp400 miliar. Itu akan disalurkan berupa komponen paket bantuan langsung masyarakat," tutur Fadel saat acara penandatanganan penyaluran KUR untuk sektor kelautan dan perikanan oleh BNI di Wisma BNI, Jakarta, Selasa (28/9/2010).
 Selengkapnya...>>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

KKP Alokasikan Rp584 M untuk Pengembangan Minapolitan

Wilda Asmarini - Okezone
Ilustrasi
JAKARTA - Pemerintah menganggarkan Rp584 miliar untuk pengembangan minapolitan percontohan yang akan dimulai pada 2011 mendatang. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, pengembangan minopolitan ini merupakan bagian dari rencana strategis pembangunan kelautan dan perikanan 2010 hingga 2014.

"Untuk pengembangan Minapolitan ini total alokasi anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu sebesar Rp584 miliar," ungkap Fadel saat acara penandatanganan penyaluran KUR untuk sektor kelautan dan perikanan oleh BNI di Wisma BNI, Jakarta, Selasa (28/9/2010).

Dia memaparkan total dana tersebut dialokasikan untuk tiga program yaitu pengembangan Minapolitan percontohan berbasis perikanan tangkap di sembilan lokasi senilai Rp364 miliar, Minapolitan percontohan berbasis perikanan budidaya di 24 lokasi senilai Rp149 miliar dan sentra garam rakyat di delapan lokasi senilai Rp69 miliar.

Selanjutnya...>>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mencari Jawaban Meretas Minapolitan (opini)

MALANG tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih. Begitulah potret nasib kaum nelayan dari dulu hingga sekarang. Setiap hari mereka mencari dan menangkap ikan -terkadang mempertaruhkan nyawa- di tengah lautan ganas. Kendati begitu, justru kesengsaraan dan kemiskinanlah yang senantiasa menghampiri mereka. Penghasilan minim, ongkos operasional tinggi, harga ikan murah, dan sulitnya modal; itulah kondisi yang terus menghantui para nelayan.
Dan, kondisi itulah yang termaktub di dalam "Pedoman Umum Minapolitan Perikanan Tangkap (PUMPT)" yang disusun Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional KKP, Februari lalu.
Di negeri ini, tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayan masih rendah. Penyebabnya antara lain masih rendahnya produktivitas dan efisiensi usaha, tingginya biaya produksi, kurangnya keterampilan nelayan, dan manajemen usaha. Selain itu, masalah lain yang turut membuat sengkarut adalah rendahnya sumber daya nelayan, sulitnya akses permodalan, prasarana teknologi dan pemasaran, serta faktor sosial budaya yang kurang kondusif bagi kemajuan usahanya.
Kondisi nelayan itu makin sulit karena belum optimalnya integrasi perikanan tangkap di daerah pengembangan wilayah. Hal itu disebabkan, antara lain oleh persepsi otonomi daerah yang belum sinergis, belum optimalnya dukungan lintas sektor terhadap pengembangan sarana dan pra-saranaserta kurangnya aksesbilitas pembangunan fisik.
Keterpurukan inilah yang sepertinya menggugah Menteri Kelautan dan Per-ikanan Fadel Muhammad. Berlatar dari kenyataan itu, kementerian yang dipimpin Fadel coba meretas program Minapolitan Perikanan Tangkap (MPT), dan Palabuh-anratu didaulat sebagai daerah yang pertama kali melakukan hal itu.
"Visi Pak menteri dalam minapolitan ini menjadikan Indonesia sebagai produsen ikan tahun 2015. Sementara misinya hanya satu, menyejahterakan masyarakat perikanan dan kelautan," kata Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhan-ratu (PPNP) Ir. Arief Rahman Lamatta, M.M.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bantuan Rumpon Dari DPK Jawa Timur

Nelayan Kabupaten Malang mendapatkan bantuan paket Rumpon dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur

Sejumlah Nelayan di Wilayah Kabupaten Malang menerima paket bantuan berupa seperangkat Rumpon dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur.

Selengkapnya....>>>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Sosialisasi Program Minapolitan



Dalam rangka menyamakan persepsi tentang program Minapolitan di Kabupaten Malang, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Malang mengadakan Sosialisasi pada Hari Senin tanggal 31 Mei 2010.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Program DKP Malang

Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Malang mempunyai 2 (dua) Program Pembangunan yang menjadi prioritas utama yaitu Pengembangan PPP Pondokdadap (Sendangbiru) dan Program Pengembangan Kawasan Minapolitan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Ghost Fishing

Penangkapan Ikan "Ghost Fishing"

Ghost fishing sebenarnya bukanlah suatu jenis alat tangkap, atau bukan pula metoda penangkapan ikan yang memanfaatkan ilmu ghaib, seperti magic atau ilmu-ilmu sebangsanya dalam penangkapan ikan.


Ghost fishing adalah suatu istilah dalam penangkapan ikan yang menggambarkan dampak negatif dari kegiatan penangkapan ikan. Layaknya istilah-istilah lain yang bertalian dengan “ghost”, istilah ghost fishing ini juga bermakna menakutkan, menakutkan bagi kelestarian sumberdaya ikan.

Selengkapnya....>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Minapolitan, Mengapa Tidak Menggunakan Istilah “Kota Perikanan” (opini)

Saya sering heran dengan Indonesia dalam hal ini adalah pemerintah. Mengapa kerap menggunakan nama-nama yang kadang malah tidak akrab dan tidak memberikan makna yang jelas dan sederhana untuk menggulirkan program pemerintah yang berhubungan dengan sektor ekonomi masyarakat kecil dan nelayan atau perikanan.
Mengapa kita tidak menggunakan istilah yang sederhana? Contoh terbaik nama program pemerintah yang berhasil adalah KB (Keluarga Berencana), istilah yang sederhana dan langsung dapat ditangkap maksud dan tujuannya sehingga gagasan KB berhasil dengan gemilang.
Dewasa ini, kita disuguhi gagasan dengan nama-nama yang aneh seperti Minapolitan, PNPM Mandiri Kelautan, Agropolitan, Mitra Bahari, Mina Bahari, dll.
Gagasan Minapolitan telah bergulir. Gagasan ini dipandang dari segi konsep dan teori sangat baik, yaitu ingin meningkatkan usaha budidaya sebagai inti kegiatan (core business). Walaupun kalau mau sedikit kritis, minapolitan adalah pengejawantahan dari ketidakberdayaan pemerintah dan nelayan perikanan tangkap dalam mengatasi dan membereskan isu-isu seputar over fishing, alat tangkap yang apa adanya, perahu motor yang sederhana, persoalan nelayan asing, dll.

Selengkapnya.....>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pemerintah Janji Percepat Bangun Kawasan Minapolitan


Fadel Muhammad (foto: dok okezone)
INDRAMAYU - Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad mengunjungi sentra perikanan di Kabupaten Indramayu kemarin. Kunjungan Fadel di tempat pelelangan ikan (TPI) Karangsong, Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu ini untuk melihat kondisi TPI Karangsong yang akan dijadikan kawasan minapolitan atau kota perikanan.

Fadel Muhammad, didampingi Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin,melakukan temu wicara dengan masyarakat nelayan di kawasan tersebut. Dalam temu wicara tersebut, sejumlah nelayan berharap program pemerintah membangun kawasan perikanan dapat terwujud.

Selengkapnya....>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Sumber Daya Perikanan Tangkap Dan Budidaya, Komoditi Unggulan Minapolitan


Kota Ambon merupakan kawasan yang strategis dalam pengembangan Minapolitan karena merupakan pintu utama jalur tranportasi di Maluku, untuk itu demi memaksimalkan terbentuknya kawasan Minapolitan dibutuhkan tidak hanya pendanaan yang memadai namun juga ketersediaan sumber daya perikanan yang menjadi komoditi unggulannya.
Walikota Ambon, Drs. M.J Papilaja, MS dalam presentasinya di hadapan perserta rapat koordinasi pengembangan kawasan Minapolitan di kota Ambon, Selasa (31/8) di Balai kota menyatakan, Produksi sumber daya ikan di Kota Ambon berasal dari dua jenis usaha yang akan dikembangkan sebagai komoditi unggulan Minapolitan yaitu perikanan tangkap yang dipusatkan di kecamatan Nusaniwe dan usaha budidaya yang dipusatkan Di Waiheru, Kecamatan Baguala, kota Ambon.
Kawasan Minapolitan Nusaniwe difokuskan pada pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Desa Erie, dengan sentra produksi komoditi ikan Momar atau ikan Layang dan Desa Nusaniwe pada komoditi ikan Tatihu atau ikan Tuna.
“Produksi sumber daya ikan tangkap kota Ambon, saat ini diketahui, sebesar 22.343,7 ton. Ikan pelagis kecil, potensinya sebesar 132.000 ton/tahun dengan JTB 105.600 ton/tahun, dan produksi 3.665,9 ton/tahun.


Selengkapnya.....>

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

MINAPOLITAN PERIKANAN TANGKAP PALABUHANRATU

Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Center for Policy Reform (CPR) Indonesia akan mewujudkan Program Kawasan Minapolitan di berbagai daerah. Minapolitan berasal dari kata mina dan politan. Dalam bahasa sansakerta mina berarti ikan sedangkan politan berasal dari bahasa yunani polis yang berarti kota, sehingga minapolitan bisa diartikan sebagai Imajinasi sebuah kawasan kota dengan aktivitas ekonomi utama dari usaha perikanan, dari hulu sampai hilir, atau “Kota Perikanan”. Pengembangan kawasan minapolitan itu akan mencakup kegiatan produksi, pengolahan, serta pemasaran produk perikanan dan kelautan. Minapolitan merupakan strategi pembangunan perikanan berbasis kawasan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2009, menetapkan 41 lokasi percontohan pengembangan kawasan minapolitan dan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.32/MEN/2010 tentang penetapan Kawasan Minapolitan Kota Palabuhanratu ditetapkan sebagai salah satu dari lokasi pengembangan kawasan minapolitan perikanan tangkap di Jawa Barat yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 523/Kep.565-Dislutkan/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap di Kabupaten Sukabumi dan Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 523.05/kep566-Dislutkan/2010 tentang Tim Pengelola Pengembangan Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap di Kabupaten Sukabumi.
Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap Di Palabuhanratu adalah suatu kawasan pengembangan ekonomi berbasis usaha penangkapan ikan yang dikembangkan secara terintegrasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi wilayah, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat kawasan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Karakteristik Potensi Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Sukabumi yang diharapkan dapat medukung program minapolitan antara lain:

  Panjang garis pantai sekitar 117 Km, umumnya berupa kawasan  pesisir yang terjal dengan garis pantai yang curam dan kondisi alamnya relatif lestari
  Dari sembilan (9)  kecamatan pesisir, enam (6) kecamatan diantaranya berbatasan langsung dengan perairan teluk yang ditinjau dari aspek ekologis memiliki nilai lebih untuk usaha perikanan 
  Berhubungan langsung dengan ZEE Indonesia yang masih under exploited sehingga usaha perikanan tangkap terbuka untuk dikembangkan,  juga potensi perairan laut dalamnya,  belum dimanfaatkan secara optimal.
  Sumber Daya Ikan (SDI) relatif melimpah, dengan komoditas unggulannya  berbagai jenis ikan pelagis dan demersal, seperti  tuna, cakalang, jangilus, tongkol, layur, kerapu, kakap dan lobster.
  SDM nelayan Palabuhanratu memiliki keterampilan lebih dalam hal menangkap ikan tuna (kualitas ekspor), walaupun   usaha perikanannya tergolong tradisional
  Sejak dulu Palabuhanratu dikenal sebagai penghasil pindang ikan sehingga menjadi komoditas unggulan,  juga abon ikan Cisolok, sudah dikenal dibanyak daerah di luar Kabupaten Sukabumi.
  Perairan lautnya relatif bebas pencemaran sehingga baik untuk  budidaya laut , seperti  rumput laut dan lobster. Konon katanya ekstrak rumput laut hasil budidaya di Kabupaten Sukabumi, kandungan kimianya lebih baik daripada rumput laut yang dihasilkan dari perairan Pantura, walaupun hal ini perlu dibuktikan melalui uji laboratorium. Kawasan budidaya rumput laut di perairan kecamatan Simpenan dan Ciemas telah mencapai 100 Ha dengan produksi 140 ton basah pada tahun 2009. Demikian juga dengan pengembangan budidaya lobster dinilai prospektif karena benihnya cukup tersedia di alam      
  Keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu sebagai kawasan inti minapolitan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah, apalagi jika menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera, maka  perannya sangat menentukan .  Adapun keberadaan PPI/TPI (6 unit), sesuai fungsnya dapat menjadi pendukung kawasan minapolitan Palabuhanratu
  Pantai Pangumbahan Kecamatan Ciracap ditetapkan sebagai  kawasan konservasi penyu yang sedang dikembangkan menjadi kawasan ekowisata berbasis konservasi
Program Minapolitan (kota perikanan) yang akan diterapkan di Palabuhanratu, dilaksanakan melalui konsep kerja sama usaha inti-plasma. Dalam pengelolaan usaha inti-plasma itu, akan dibentuk jaringan usaha antara industri perikanan dengan  bebebarapa unit usaha yang dijalankan oleh masyarakat nelayan dan pesisir.
“Melalui jaringan usaha inti-plasma ini, semua kegiatan usaha perikanan dari hulu sampai hilir akan terintegrasi dalam satu manajemen usaha. Adapun tujuan program Minapolitan melalui konsep usaha inti-plasma ini, tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pesisir di Palabuhanratu,” ujar Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), Ir. Arief Rahman Lamatta, M.M. Menurut dia, program Minapolitan dengan konsep usaha inti-plasma itu dilaksanakan di bawah pengelolaan Pemkab Sukabumi. Untuk usaha intinya akan dikelola langsung oleh PPNP dengan membawahi sejumlah unit bisnis perikanan. Sementara usaha plasma, dikerjakan oleh beberapa unit usaha yang dilakukan kelompok masyarakat nelayan dan pesisir.
“Jadi program Minapolitan inti- plasma ini, manajemen puncaknya ada di tangan Pemkab Sukabumi, dalam hal ini bupati. Sementara kita, menjalankan usaha intinya.  Untuk plasmanya, semua kegiatan usaha yang dikerjakan oleh nelayan dan masyarakat pesisir. Hal itu, dari mulai penangkapan ikan, pengolahan, budidaya perikanan hingga pemasarannya,” tutur Arief.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

TUAL JADI KAWASAN MINAPOLITAN BERBASIS PERIKANAN TANGKAP


Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Fadel Muhammad canangkan Tual sebagai Kawasan Minapolitan berbasis perikanan tangkap, Sabtu, 31 Juli 2010, pada kunjungannya ke Tual, Maluku, dalam rangkaian Sail Banda. PT Maritim Timur Jaya (MTJ) bersama Pemda dan UPT Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN ) Tual menjadi pengembang zona inti Kawasan Minapolitan berbasis perikanan tangkap keempat yang telah dicanangkan ini. Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menentukan 83 lokasi pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia yang akan dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan berbasis perikanan tangkap.


Selanjutnya....>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

minapolitan

inilah seharusnya yang menjadi identitas Indonesia di dunia. Indonesia dengan potensi laut dan pesisir yang sangat besar, bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki “emas laut” di sepanjang benua maritim ini. akan tetapi sungguh sangat disayangkan nelayan sebagai salah satu ujung tombak pengelolaan laut sering kali menjadi kaum yang termajinalkan dan tidak cukup diberikan perhatian oleh pemerintah.
desa pesisir pun merupakan desa yang tidak maju dari segi kualitas hidupnya. pendidikan yang rendah, penjualan hasil tangkap atau budidaya ke tengkulak, tidak ada investasi yang masuk, kelembagaan masyarakat yang tidak terintegrasi dan tidak adanya keterkaitan antar wilayah pesisir ini membuat desa pesisir semakin sulit berkembang.



Selanjutnya...>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Program Minapolitan Perikanan

DILAKSANAKANNYA program Minapolitan Perikanan Tangkap (MPT) yang dilatarbelakangi nilai ekonomi subsektor perikanan tangkap, belum diusahakan secara optimal. Terlebih usaha perikanan tangkap ini didominasi oleh usaha perikanan tangkap skala kecil yang tingkat produktivitas, efisiensi usaha, dan pendapatannya relatif masih rendah.
Berdasarkan Pedoman Umum MPT Ditjen Perikanan Tangkap pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, potensi sumber daya ikan lestari (maximum sustainable yield/MSY) yang dimiliki Indonesia diperkirakan mencapai 6,4 juta ton per tahun. Sementara itu, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,1 juta ton pertahun. Tahun 2008, produksi ikan hasil penangkapan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) telah mencapai 4,7 ton atau 91,82 persen dari JTB.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

SBY Dukung Pengembangan Minapolitan

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung pengembangan kawasan berkonsep minapolitan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan.

Konsep minapolitan yang diusung Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad memfokuskan pengembangan sektor kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir dalam sebuah kawasan..
"Pertumbuhan di sektor kelautan dan perikanan bisa digerakkan melalui konsep minapolitan," kata SBY pada pembacaan Nota Keuangan Tahun 2010 dalam sidang paripurna DPR di Jakarta, Senin (16/8).
selengkapnya......>
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

comment..


ShoutMix chat widget